Kamis, 26 April 2012

MENGUAK TABIR INDAHNYA BERWUDHU (3)


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ



Assalaamu’alaikum Wr.Wb.



Segala Puji bagi Allah hendaknya senantiasa kita panjatkan karena hingga kini kita masih diberikan kesempatan untuk dapat saling berbagi dan kita masih diberikan kenikmatan yang jikalau kita hitung nikmat itu, tidak akan sanggup kita menghitungnya.

Pada kajian kali ini meneruskan bahasan sebelumnya yaitu MENGUAK TABIR INDAHNYA BERWUDHU (1) dan MENGUAK TABIR INDAHNYA BERWUDHU (2)

Untuk mengungkap Keindahan daripada Wudhu itu sendiri, selanjutnya marilah sama-sama kita pahami filosofi dari gerakan wudhu yang mana pada pembahasan ini memaknai gerakan mengusap kepala serta kuping dan membasuh kaki hingga matakaki dengan berpedoman kepada Al-Qur'an dan Hadits.

Penomoran dilanjutkan dari nomor pembahasan sebelumnya, yang masih dalam satu rangkain pembahasan ini.

Perlu ditekankan sekali lagi bahwa pembahasan mengenai wudhu secara keseluruhan ini tidak menyinggung kepada jumlah bilangannya, berapa kali harus dilakukan. Tetapi yang kami tekankan disini adalah lebih kepada hakikat daripada gerakan wudhu sendiri. Untuk mengetahui hal tersebut (jumlah bilangan), silahkan anda mencari tahu karena cukup banyak yang membahas soal tersebut.

8. MENGUSAP KEPALA

Seperti kita tahu bahwa kepala ini adalah tempatnya otak yang berfungsi untuk berfikir, menimbang dan mengingat. Ketiganya itulah apabila disatukan menjadi pola pikir. Dengan berwudhu inilah mengandung makna agar hendaknya memfungsikan pola pikir kita, bahwa dalam penciptaan langit dan bumi beserta isinya tidaklah ada yang sia-sia.

Ali-`Imraan:191  
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.


Pola pikir inilah yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lainnya sehingga peran manusia dimuka bumi ini adalah sebagai khalifah. Pola pikir yang kita miliki hendaknya digunakan untuk kemaslahatan, digunakan untuk kepentingan yang bermanfaat, berfikir secara positif (husnuzon). Seperti halnya Allah menciptakan berupa nyamuk, yang dengannya bagi orang-orang yang memiliki dan memanfaatkan pola pikirnya maka dibuatlah pabrik obat nyamuk. Sungguh menjadi manfaat yang luar biasa. Ini adalah sebagai contoh nyata yang ada. Janganlah sebaliknya, kita memfungsikan pola pikir kita yang tiada guna.


 Al-Baqarah:026  
إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan : "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, 

An-Nahl:013
وَمَا ذَرَأَ لَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ
dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.

An-Nahl:067
وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.

 An-Nahl:069  
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.



Dari Surat tersebut diatas, kita temukan kata :

1. yadzzakkaruun, ini adalah fungsi otak untuk berdzikir (ingatan)
2. ya'qiluun, ini adalah fungsi otak sebagai akal (timbang)
3. yatafakkaruun, ini adalah fungsi otak untuk berfikir (hitung).

Banyak sekali ditemukan dalam Al-Qur'an kalimat  yang diperuntukkan bagi orang-orang yang berfikir.


9. MENGUSAP KEDUA TELINGA

Telinga adalah bagian dari kepala, yang memiliki fungsi untuk mendengar. Filosofi dari gerakan ini maka hendaknya kita memfungsikan telinga kita untuk mendengarkan ayat-ayat Allah.

Al-A`raaf:179  

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Dari ayat tersebut, jika kita tidak mau memfungsikan hati, mata dan telinga untuk mendengarkan ayat-ayat Allah maka diumpamakan seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi.

Kenapa Allah mengumpamakan seperti binatang ternak ?

An-Nahl:008  
وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.

Al-Jumu`ah:005  
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.

Contoh binatang ternak seperti yang dijelaskan kedua surat diatas adalah kuda, bagal dan keledai. Binatang ini seperti kita ketahui dapat kita gunakan sebagai alat tunggangan. Itulah perumpamaannya, jika kita tidak memfungsikan hati, mata, telinga maka tidak ubahnya kita seperti binatang itu yakni dapat dengan mudah kita diperalat menjadi alat tunggangan. Mudah sekali kita dipengaruhi oleh hal-hal atau norma-norma yang berlawanan dengan ajaran Islam. Padahal sudah jelas bagi orang Islam bahwa pedomannya adalah Al-Qur'an, namun apalah artinya Al-Qur'an itu sebagai pedoman hidupnya jika masih seperti binatang ternak yang mendustakan ayat-ayat Allah.




10. MEMBASUH KEDUA KAKI HINGGA MATA KAKI


Kaki mempunyai fungsi untuk berjalan atau melangkah. Dari gerakan wudhu ini mempunyai filosofi bahwa sudah sampai sejauh manakah perjalan yang kita tempuh dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini? berapa banyak bekal yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi hari esok (hari akhir)?

 Al-Hasyr:018  
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.


Dunia adalah tempat persinggahan sementara dan sebagai ladang akherat tempat untuk mengumpulkan bekal untuk menempuh perjalanan menuju negeri yang kekal abadi itu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan sikap yang benar dalam kehidupan di dunia dengan sabdanya:
“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan”

Persiapan sebagai bekal untuk hari esok yang kekal adalah akhirat. Tentu sebelum kita mencapai akhirat sudah pasti melalui proses kematian terlebih dahulu, tidak ada seorangpun yang luput dari kematian.
Al-`Ankabuut:057
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS 29:57)
Untuk membahas masalah persiapan menuju hari esok, silahkan anda bisa klik disini, karena akan terlalu panjang jika diuraikan dalam kajian ini.


Kita sudah diingatkan agar setiap diri memperhatikan apa yang telah kita perbuat sebagai bekal kita kelak. Janganlah langkah kita dipergunakan mengikuti langkah-langkah syaitan.


An-Nuur:021  
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Dari Surat tersebut diatas, manakah perbuatan yang keji dan mungkar sebagai langkah-langkah syaitan itu ?


An-Nisaa`:120  
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا
Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.

Al-Maaidah:090  
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Al-Maaidah:091  
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Al-An`aam:112  
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

Al-Israa`:027  
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Al-Israa`:032  
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

Al-Israa`:053  
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

Al-Hajj:004  
كُتِبَ عَلَيْهِ أَنَّهُ مَنْ تَوَلَّاهُ فَأَنَّهُ يُضِلُّهُ وَيَهْدِيهِ إِلَى عَذَابِ السَّعِيرِ
yang telah ditetapkan terhadap syaitan itu, bahwa barangsiapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka.




Syaitan itu jika diartikan adalah kejahatan, jadi ini bisa terdapat pada Jin dan Manusia (lihat QS Al-Anaam:112). 




Dengan membasuh kaki hingga mata kaki sebagai prosesi wudhu yang terakhir, kita diingatkan kembali akan rangkaian dari pada wudhu itu sendiri dari awal sampai akhir, secara terus menerus dan berulang-ulang. Sungguh luar biasa ajaran Agama Islam. Insya Allah jika kesemua gerakan Wudhu itu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari maka jelaslah firman Allah bahwa Shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Di wajah mereka terdapat tanda-tanda bekas sujud. Air wudhunya akan bercahaya di hari akhirat kelak dan Shalatlah yang pertama-tama kali dihisab,  begitulah Sabda Nabi.




Al-`Ankabuut:045  
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur`an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Al-Fath:029  
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu`min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Bukhari-Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radiallahu’anhu, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda :

“ Sungguh umatku kelak akan datang pada hari kiamat dalam keadaan (muka dan kedua tangannya) kemilau bercahaya karena bekas wudhu’. Karenanya, barangsiapa dari kalian yang mampu memperbanyak kemilau cahayanya, silahkan dia melakukannya (dengan cara memperlebar basuhan mudhu’nya).”

Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radiallahu’anhu, ia berkata:

“ Aku pernah mendengar kekasihku Salallahu’alaihi wassalam bersabda: ‘Kemilau cahaya seorang mukmin (kelak pada hari kiamat) sesuai dengan batasan wudhu’nya.’”

Muslim meriwayatkan dari Utsman Radiallahu’anhu, ia berkata bahwa rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda: 
“barang siapa yang berwudhu’ secara sempurna, maka dosa-dosanya akan gugur dari jasadnya hingga keluar juga dari bawah kuku-kukunya.”
 
Muslim meriwayatkan dari Utsman Radiallahu’anhu, ia berkata: “ Aku pernah melihat rasulullah Salallahu’alaihi wassalam berwudhu’ seperti wudhu’ku ini, lalu beliau bersabda: ‘ barang siapa yang berwudhu’ seperti wudhu’ku ini, niscaya dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni, sementara sholat (sunnah)nya dan perjalanannya menuju masjid menjadi penyempurna bagi dihapuskannya dosa-dosanya.”



Dari Huraits bin Qabishah, ia berkata : Saya sampai di Madinah. Ia berkata : “Wahai Allah mudahkanlah bagiku (mendapat) teman duduk yang baik. Lalu saya duduk kepada Abu Hurairah ra. Ia berkata : Saya berkata : “Saya berdo’a kepada Tuhan (Allah) Yang Maha Mulia dan Maha Besar -untuk memudahkan bagiku teman duduk yang baik, maka sampaikanlah kepadaKu hadits yang kamu dengar dari Rasulullah saw.- Semoga Allah memberi manfaat kepadaku dengan itu”. Ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya sesuatu yang paling dulu dihisab pada hamba adalah shalatnya. Jika shalat itu baik maka ia telah menang dan sukses. Jika shalatnya rusak maka ia telah merugi”. Hammam berkata : Saya tidak tahu, ini dari perkataan Qatadah atau riwavat. Jika dari fardhunya ada kekurangan-kekurangan, Allah berfirman : “Lihatlah, apakah hambaKu mempunyai shalat sunnat, maka fardhu yang kurang itu dapat disempurnakan. Kemudian demikian itu caranya dalam menghisab seluruh amalnya”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).



Berikutnya jika semua persyaratan Wudhu itu sendiri baik lahir maupun bathin kita laksanakan maka Insya Allah tercapailah ke-Khusyu'-an Shalat kita dalam menghadap Allah Yang Maha Suci.


Demikian rangkaian dari Tema Menguak Tabir Indahnya Berwudhu, mudah-mudahan dapat bermanfaat dan dapat kita 'amalkan dalam kehidupan sehari-hari.


Yang benar dari Allah, yang salah dari diri pribadi.


Assalaamu'alaikum..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar