Senin, 02 April 2012

PUASA


Kajian PUASA




Kaji diri kali ini membahas masalah Puasa agar dalam memasuki Bulan Ramadhan nanti mempunyai bekal dan persiapan untuk menjalaninya.
Sebagai orang beriman tentu kita menyambut gembira dengan kedatangan Bulan Ramadhan karena di Bulan ini adalah Bulan penuh Rahmat, Bulan penuh Ampunan dan Terbebas dari Api Neraka.
Perintah Puasa ini diwajibkan setelah Rasulullah Hijrah ke Madinah pada hari Senin bulan Sya’ban tahun ke-2 Hijriah. Sebenarnya Puasa ini juga telah diperintahkan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman sebelum Rasul, hanya saja Pelaksanaan Puasa itu sendiri berbeda-beda. Disini hanya membahas masalah Puasa yang diperintahkan kepada Umat Rasulullah SAW.
Biasanya dengan datangnya Bulan Ramadhan disertai dengan kenaikan harga barang. Hal ini malah terjadi sebelum datang bulan Ramadhan, harga-harga sudah pada naik. Jadi muncul pertanyaan, mana yang dikatakan Bulan penuh Rahmat? Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita kaji arti Penting dari PUASA.
  • Apa itu Puasa ?
Kata “Puasa” (bahasa Indonesia) berasal dari Bahasa Jawa yaitu “Poso” yang artinya Prihatin. Sedangkan Puasa menurut Al-Qur’an (Surat 2 : 183) adalah “Shaum” yang artinya “menahan/mengendalikan”. Jadi arti dari Puasa jika didefinisikan adalah menahan/mengendalikan hawa nafsu dari sesuatu yang membatalkan (makan, minum, berhubungan suami istri) dari semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari.

  • Mengapa kita berpuasa?
Karena perintah Allah yang berdasarkan dari Al-Qur’an Surat 2 : 183
Al-Baqarah:183
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Jika dilihat dari ayat ini, yang dipanggil dan diperintahkan oleh Allah adalah orang yg beriman (iman=orang yang sangat cinta kepada Allah)
Al-Baqarah:165
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu [106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). 
tentu akan menyambut dan melaksanakan panggilan atau perintah ini karena sifat orang beriman adalah sami’naa wa atho’naa (kami dengar kami laksanakan). Orang beriman tidak melakukan sesuatu yang tidak diperintahkan oleh Allah.
Al-Baqarah:285
Rasul telah beriman kepada Al Qur`an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami ta`at.” (Mereka berdo`a): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” 

  • Gunanya berpuasa
Dari Abu Ubaidah r.a. berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah SAW 
Ash Shiyaamu Junnatun [ puasa adalah perisai ]
(Hadist Riwayat Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, dan Hakim)
Dalam hadits lain dikatakan :
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Puasa itu bagaikan perisai (dinding), maka jangan berkata keji (rayuan) atau berlaku bodoh (menjerit-jerit) dan sebagainya. Dan jika ada orang yang mengajak berkelahi atau memaki hendaknya berkata: Aku puasa, aku puasa. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya bau mulut orang yang sedang puasa itu lebih harum di sisi Allah dari bau kasturi (misik). Dia meninggalkan makan, minum, dan syahwatnya karena-Ku, puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi pahalanya, dan biasa tiap kebaikan sepuluh kali lipat gandanya. (Bukhari, Muslim). 
Dengan berpuasa akan membentengi diri kita. Jika dianalogikan arti benteng itu sendiri adalah supaya yang berada di dalam (hawa nafsu) dapat terkendali / terlindungi dari luar (godaan-godaan yang membatalkan Puasa) pun yang dari luar tidak dapat masuk karena terhalang oleh benteng. Orang yg Puasa tidak boleh/dilarang berkata keji, kasar, kotor dan sampaikan jika kita sedang berpuasa 2x. spt dalam hadits.
Sering kita mendengar bahwa Bulan Puasa adalah Bulan Latihan artinya agar bulan-bulan berikutnya mampu mengaplikasikan/mempraktekkan dari Puasa yang telah kita jalani, sehingga apa yg dikeluhkan mengenai kenaikan harga barang tidak pernah terjadi karena kita bisa mengendalikan hawa nafsu kita untuk mengkonsumsi barang-barang dalam menghadapi persiapan Ramadhan. Hal inilah yang apabila kita tdk dapat mengendalikan hawa nafsu itu, akan dimanfaatkan oleh para distributor.
Perumpamaan orang yg berpuasa dan mempraktekannya setelah bulan Puasa adalah seperti Ulat (umumnya manusia tidak menyukai ulat) kemudian dia berpuasa berproses menjadi kepompong lalu keluar menjadi Kupu-kupu (umumnya manusia menyukai kupu-kupu).
Al-Fushshilat:053
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quraan itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

Kenapa hawa nafsu ini harus dikendalikan?
Coba kita lihat di Surat 12 Ayat 53, ini gambaran seorang Nabi Yusuf ketika digoda oleh wanita cantik.
Yusuf:053
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
Perumpamaan dari nafsu dapat kita lihat di
Al-A`raaf:176)
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. 
Begitulah manusia jika memiliki nafsu yg tidak dapat dikendalikan maka perumpamaannya seperti anjing, tidak akan pernah puas.
Dalam hadits juga dikatakan bahwa :
Rasulullah bersabda (yang artinya) : “ Sesungguhnya malaikat (rahmat) tidak akan memasuki rumah yang didalamnya terdapat anjing” [Hadits sahih ditakhrij oleh Thabrani dan Imam Dhiyauddin dari Abu Umamah Radhiyallahu 'anhu. Lihat pula Shahihul Jami' No. 1962]
Maksud yg tersirat dari hadits tersebut adalah jangan kita pelihara anjing (hawa nafsu) dalam diri kita karena tentu saja malaikat rahmat tidak akan mendatangi kita.

  • Tujuan berpuasa
Tujuan dari berpuasa adalah agar kita Bertaqwa seperti ayat tersebut (Surat 2:183). Bukan karena menginginkan sesuatu seperti ingin naik pangkat/jabatan, karena disuruh orang tua, karena lingkungan, dll.
Dengan taqwa ini seperti dalam surat 65:2-3 (pd akhir ayat)
Ath-Thalaaq:002
Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. 
Ath-Thalaaq:003
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. 
Dari ayat tersebut cukup jelas bahwa kalau kita berpuasa untuk mencapai taqwa jadi kita tidak perlu takut akan kelaparan, kenaikan harga-harga barang dll, karena Allah akan memberikan jalan keluar dan memberikan rezki dari arah mana saja, tidak disangka-sangka. Ini adalah janji Allah.
Fenomena yang terjadi adalah banyaknya aksi demo kepada Penguasa yang tidak mempunyai perasaan. Aksi tersebut dilakukan dengan mogok makan (berpuasa) terlebih sampai mulutnya dijahit. Aksi semacam ini tidak dibenarkan dalam ajaran Islam karena tidak ada perintah. Akan lebih baik jika kita melakukan permohonan langsung/bermunajat kepada Allah Yang Maha Kuasa, Allah lah yang dapat membuat dan membulak-balikkan perasaan manusia.
Kemudian pada Surat dan ayat di Al-Qur’an :
Al-A`raaf:096
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Subhanallah, pada ayat ini begitu jelas dan bila istilah negeri ini kita persempit menjadi rumah tangga, lalu kita terapkan dengan melaksanakan Puasa yang sebenar-benarnya agar tercapai taqwa, Insya Allah akan mendapatkan keberkahan dari langit dan bumi. Jadi lagi-lagi kita tidak boleh takut karena pada surat dan ayat  Allah menegaskan kembali di surat 9:4 (akhir ayat) :
At-Taubah : (9:004)
kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya [629].Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa. 
Al-Baqarah : (2:197)
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi [122], barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats [123], berbuat fasik dan berbantah bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa [124] dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. 
Ayat diatas menggambarkan pergi haji. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa bulan Ramadhan adalah bulan latihan dimana kita harus mengendalikan hawa nafsu dan perkataan-perkataan kotor, maka setelah masuk bulan Haji (bulan Zulhidjah), Insya Allah jika kita mendapat kesempatan untuk beribadah haji, kita sudah dapat mempraktekkannya. Dengan puasa yang mencapai taqwa inilah menjadi bekal kita untuk beribadah Haji.
Selain taqwa sebagai bekal, jadikan taqwa ini sebagai pakaian kita, seperti pada :
 Al-A`raaf (7:026)
Hai anak Adam , sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaiantakwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

  • Syarat berpuasa
Syarat daripada berpuasa adalah iman, karena yang dipanggil untuk melaksanakan puasa adalah “Orang Beriman” berdasarkan surat 2 ayat 183.
Dalam hadits dikatakan :
“Barang siapa mendirikan puasa Ramadan dengan penuh keimanan dan  kebaikan, maka akan diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu” (HR  Bukhari – Muslim)
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa orang yang beriman itu sangat cinta kepada Allah, jadi kalu kita beriman, maka atas dasar inilah kita laksanakan Puasa dengan sebaik-baiknya.
Bila kita tinjau lebih jauh mengenai iman, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
Khollun, Wa ’amallun, Wa niattun, Wa sunattun
Kata, hati, perbuatan harus sesuai dengan contoh Rasulullah saw. Kita mengaku beriman : ikrar,dimasukkan kedalam hati, terlihat dalam perbuatan yang sesuai dengan contoh Rasulullah.
Berkaitan dengan ini maka yang terpenting adalah :
Perkataan, Hati dan Perbuatan kita harus dipuasakan.
Seperti hadits dikatakan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata :
Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan amalan kebohongan, maka tidak ada bagi Allah hajat (untuk menerima) dalam hal ia meninggalkan makan dan minumnya. (H.R: Jama’ah Kecuali Muslim) Maksudnya Allah tidak merasa perlu memberi pahala puasanya.

Puasa kata-kata berarti  :
An-Najm: (53:003)
dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quraan) menurut kemauan hawa nafsunya. 
An-Najm: (53:004)
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
Perkataannya tidak menurut hawa nafsu, harus sesuai dengan Al-Quran. Dalam prakteknya dapat dilihat di
Al-Ahzab: (33:070)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, 
Al-Ahzab: (33:071)
niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. 
Jika perkataan ini bisa kita kendalikan, maka seperti hadits dikatakan :
Bau mulut seorang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat dari harumnya misik (minyak wangi paling harum di dunia). (HR. Bukhari)
Maksud dari hadits ini yaitu jika kita terpelihara dari perkataan yang bohong, keji, tutur kata yang baik, lembut, tentu orang yang mendengarnya pun bahagia, senang.
Hasil dari berkata yang benar ini dapat dilihat di 33:71. Ini pula yang dikatakan bulan penuh ampunan (maghfiroh).
Al-Ahzab:071
niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Puasa Hati berarti :
Jangan iri, dengki, sombong dll. Hati ini harus diisi dengan mengingat Allah/berzikir. Bila kita lihat di 33 : 41-43
Al-Ahzab:041
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 
Al-Ahzab:042
Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. 
Al-Ahzab:043
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. 
Hasil dari berzikir ini akan mendapat rahmat dan inilah yang dikatakan “Bulan Penuh Rahmat”.
Dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram seperti yang sudah pernah dibahas sebelumnya.
Tanda kita mendapat Rahmat : 3:159
Ali-`Imraan:159
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal 

Puasa Perbuatan berarti :
Hindari perbuatan yang sia-sia seperti bergunjing dll.
Jika semua ini dapat kita laksanakan, syetan tidak akan mampu menggoda kita karena setan sudah dibelenggu. Inilah makna dari hadits :
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu. (Shahih Muslim No.1793)
Demikian kajian mengenai Puasa, mudah-mudahan dalam memasuki bulan Ramadhan nanti, kita dapat melaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan menjadi kita manusia yang bertaqwa, Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar