Selasa, 03 April 2012

UJIAN ALLAH KEPADA MANUSIA


“UJIAN DARI ALLAH UNTUK 

MENINGKATKAN KEIMANAN




بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Kaji Diri kali ini membahas “UJIAN DARI ALLAH UNTUK MENINGKATKAN KEIMANAN”
Hidup ini penuh dengan ujian dan cobaan. Segala sesuatu apabila tidak diuji dan dicoba, tidak nampak ke asliannya, sehingga orang tidak tau mana emas murni, dan mana loyang. Demikian pula pada manusia dan khususnya terhadap orang yang mengaku dirinya beriman, sudah tentu harus melalui ujian dan cobaan.
Ujian merupakan realitas keimanan. Kalau seorang manusia biasa saja pasti diuji oleh Allah, apalagi sebagai seorang mukmin. Pada dasarnya harus ada ujian untuk mengetahui kebenaran keimanan seorang mukmin. Kadang-kadang ada orang yang merasakan keimananya sudah benar lantaran hidupnya mulus-mulus saja tanpa pernah mengalami ujian. Orang seperti ini seharsnya justru bertanya tentang kebenaran imannya, koq hidupnya santai dan mulus-mulus saja. Hal ini karena Allah berfirman

Al-`Ankabuut:002
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS 29:2)
Al-`Ankabuut:003
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS 29:3)
Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh Allah akan menguji kamu dengan berbagai cobaan, sebagaimana kamu menguji (membakar) emas dengan api. Ada orang yang keluar (dari ujian tersebut) seperti emas murni, orang itulah yang dilindungi Allah dari kejelekan; ada juga orang yang keluar seperti emas yang tidak murni, orang itu masih dipenuhi keraguan; dan terakhir ada orang yang keluar seperti emas hitam, orang itulah yang terkena fitnah (siksa).” 
(HR Al Hakim dalam al-Mustadrak dan dia menganggapnya shahih no 7878. Hadits ini diriwayatkan juga oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam)
Pernah Anda mengamati begaimana emas dibakar dengan api? Jika menginginkan emas murni 24 karat, Anda harus memanggangnya di atas api yang lebih besar.
Diantara manusia itu ada yang keluar (dari ujian) bak emas murni, yaitu emas yang bersih dan bening seketika. Adakah di antara kita orang yang keluar seperti emas murni tersebut?
Dari QS 29:2-3 tersebut, tidak mudah kita mengaku bahwa diri kita sudah beriman tanpa melewati ujian dari Allah. Pengakuan dari ucapan kita bahwa telah beriman tanpa melaksanakan dari ucapannya, maka Allah menegur kepada orang yg beriman :
Ash-Shaaf:002
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (QS 61:2)
Ash-Shaaf:003
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS 61:3)
Untuk mengingatkan kembali bahwa syarat menjadi orang beriman adalah Kata, Hati, Perbuatan, harus sesuai seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Ketiga kata itu merupakan satu kesatuan.
Dalam hadits dijelaskan :
“Iman adalah ma’rifat dengan hati, diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.” (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani dari Ali ra.)
Surat dan ayat mengenai ujian dari Allah :
Al-Kahfi:007
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (QS 8:7)
Al-Kahfi:008
وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus. (QS 8:8)
Muhammad:031
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (QS 47:31)
Jihad  dan sabar yang dimaksud pada QS 47:31 adalah
Al-Furqaan:052
فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur`an dengan jihad yang besar. (QS 25:52)
Jihad dengan Al-Qur’an dengan jihad yang besar. Hal ini bila diperhatikan dengan seksama bahwa kita haruslah senantiasa menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, sebagai petunjuk bagi manusia. Karena Al-Qur’an adalah pembeda mana yang hak dan mana yang bathil (Al-Furqan).
Al-Insaan:024
فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ ءَاثِمًا أَوْ كَفُورًا
Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir diantara mereka. (QS 76:24)
Lalu bagaimana melaksanakan ketetapan Allah dengan cara bersabar ? maka pada ayat berikutnya dijelaskan :
Al-Insaan:025
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. (QS 76:25)
Al-Insaan:026
وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari. (QS 76:26)
Ujian dan cobaan itu tidak hanya berupa kesusahan, kesulitan dan kesakitan saja, tetapi dapat juga berbentuk kesenangan, kesukaran dan kedukaan, sebagaimana Firman Allah swt :
Al-Anbiyaa`:035
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS 21:35)
Ujian Allah swt dengan nikmat harta kekayaan dan berbagai kesenangan, pada hakikatnya lebih berat dari pada ujian dengan bencana, siksaan dan lain-lain. Hal ini di peringatkan oleh Allah Swt: dengan firman-Nya (QS 96:6-8)
Al-`Alaq:006
كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
Al-`Alaq:007
أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى
karena dia melihat dirinya serba cukup.
Al-`Alaq:008
إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
Rasulullah saw bersabda :
Demi Allah, bukanlah kakafiran atau kemiskinan yang aku kuatirkan atas kalian, akan tetapi justru aku kuatir (kalau-kalau) kemewahan dunia yang kalian dapatkan sebagaimana telah di berikan kapada orang-orang sebelum kalian, lalu kalian bergelimang dalam kemewahan itu sehingga binasa, sebagaimana mereka bergelimang dan binasa pula.
Di atas telah telah kita terangkan bahwa ujian yang terberat ialah nikmat kesenangan, sedang yang teringan ialah ujian pada tubuh, seperti terkena penyakit atau kecalakaan, ujian pada tubuh ini dimaksudkan untuk menguji kesabarannya, kerelaannya dalam menerima Qodlo dan Qodar Allah.
Kalau ternyata ia sabar, ditetapkanNyalah pahala atau dihapus-kan sebagian dari dosa atau diangkat derajatnya, hingga ujian itu menjadi satu nikmat baginya. Sebagaimana Hadist Rasullullah saw. :
Tidak ada seorang Muslimpun yang ditimpa gangguan semacam tusukan duri atau lebih berat dari padanya melainkan dengan ujian itu dihapuskan Allah swt perbuatan buruknya serta di gugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.
Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa kaum mukminin pria atau wanita, yang mengenai dirinya, penyakitnya, hartanya, anaknya, tetapi ia tetap bersabar, ia akan menemui Allah Swt dalam keadaan tiada berdosa.
Tidak ada musibah yang menimpa seperti keletihan, kelesuan, sakit, duka, susah atau gangguan sekedar tusukan duri sekalipun, melainkan dihapuskan Allah swt sebagian dari dosanya.
Berkenaan dengan ujian Ujian yang terbesar kepada umat Nabi Muhammad saw. Berupa harta benda dan kekayaan :
Hadist Nabi :
Sesungguhnya setiap umat ada ujian dan ujian bagi umatku ialah harta kekayaan.
Wahai anak Adam ! padamu telah ada kecukupan, namun engkau masih saja mencari-cari apa yang nantinya akan menjadikan engkau melampui batas.
Wahai anak Adam ! apabila pagi-pagi jasadmu telah diberi sehat dan afiat, merasa aman dalam lingkungannya dan memiliki makanan untuk hari ini, tak perlu kau perdulikan lagi apa yang terjadi terhadap dunia.

Adapun ujian yang menyebabkan menusia mudah tergelincir ialah mengenai Aqidah dan Agama. Banyak orang yang mengaku Muslim, beriman, termasuk Alim Ulama setelah di uji Iman dan Agamanya oleh Allah Swt. Dengan berbagai cobaan, ternyata lemah dan terjurumas ke dalam lembah syahwat keinginannya, sehingga menjadi sesat.
Al-`Ankabuut:010
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ ءَامَنَّا بِاللَّهِ فَإِذَا أُوذِيَ فِي اللَّهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللَّهِ وَلَئِنْ جَاءَ نَصْرٌ مِنْ رَبِّكَ لَيَقُولُنَّ إِنَّا كُنَّا مَعَكُمْ أَوَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِمَا فِي صُدُورِ الْعَالَمِينَ
Dan di antara manusia ada orang yang berkata: “Kami beriman kepada Allah”, maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah [1146]. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: “Sesungguhnya kami adalah besertamu”. Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia?
Ujian-ujian yang diberikan dari Allah padahal telah ada pula jawabannya. Allah telah memberikan jalan keluar dari ujian-ujian itu.
Al-Baqarah:153
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu , sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS 2:153)
Al-Baqarah:154
وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ لَا تَشْعُرُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup , tetapi kamu tidak menyadarinya. (QS 2:154)
Al-Baqarah:155
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS 2:155)
Al-Baqarah:156
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” [101]. (QS 2:156)
Al-Baqarah:157
أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS 2:157)
Ujian dan bencana yang menimpa baik di bumi maupun kepada diri kita, semuanya itu sudah ditetapkan oleh Allah.
Al-Hadiid:022
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS 57:22)
Al-Hadiid:023
لِكَيْ لَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (QS 57:23)
Walaupun ujian dan bencana telah ditetapkan oleh Allah, namun akibat buruk (musibah) yang menimpa diri kita karena berpaling dari ketetapan Allah maka hal itu adalah disebabkan dari perbuatan dirinya sendiri. Hal ini seperti dijelaskan pada :
Asy-Syura:030
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS 42:30)
Perlu pula kita bermawas diri bahwa ujian dari Allah tidak hanya berupa eksternal namun di internal pun (lingkungan keluarga), ujian itu bisa menimpa diri kita.
At-Taghaabun:014
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang mu`min, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu  maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 64:14)
At-Taghaabun:015
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS 64:15)

Pada kenyataan yang kita hadapi apabila terjadi dalam lingkungan keluarga, seringkali kita tanpa sadar kita tidak menerima kenyataan ini. Untuk itulah perlunya kita senantiasa bermawas diri dengan mempersiapkan diri kita dengan keimanan untuk meraih ketakwaan.
An-Nisaa`:009
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS 4:9)
Demikian Kaji Diri ini, mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmah dari ujian-ujian yang diberikan Allah dalam rangka menambah/meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita, aamiin.
Wassalaamu’alaikum..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar