Selasa, 03 April 2012

IDUL ADHA


IDUL ADHA



Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Kaji Diri kali ini membahas masalah Idul Adha/Idul Qurban karena dalam rangka kita menyambut Hari Raya Idul Adha yang insya Allah sebentar lagi kita rayakan.
Qurban dalam bahasa Arab sendiri disebut dengan qurbah yang berarti menghampirkan/mendekatkan diri kepada Allah. Kata Idul Adha biasa disebut udlhiyah (penyembelihan hewan ternak) seperti domba, sapi, atau kerbau, guna memenuhi panggilan Allah.
Jadi ‘Idul Adha/Qurban adalah menyembelih hewan ternak dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

  • Mengapa kita diperintahkan untuk berQurban?
Sebagai orang beriman, kita tidak melaksanakan sesuatu yang tidak diperintahkan oleh Allah SWT. Jadi Qurban ini adalah perintah Allah dalam firmanNya :
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak. (QS 108:1)
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. (QS 108:2)
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (QS 108:3)
Perintah Allah lainnya dalam berqurban adalah :
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi`ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. (QS 22:36)
Hukum daripada berQurban adalah Sunnah Muakkad (mendekati wajib). Jika mampu, harus berQurban.
Mari kita pahami satu persatu dari QS 108:1-3 :
QS 108:1 disebutkan bahwa Allah telah memberikan kita ni’mat yang banyak (rasa). Pada surat Ar-Rahmaan, berulang-ulang Allah berfirman mengenai ni’mat yang telah diberikan. Coba kita renungkan bahwa pada saat kita dilahirkan ke dunia ini belum mengenal apa-apa. Namun dengan diberikannya indera (pendengaran, penglihatan dan hati) oleh Allah maka seiring waktu kita dapat mengenalnya, kita dapat merasakan ni’mat yang Allah telah berikan.
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS 16:78)
Sebagai rasa bersyukur kita yang telah diberikan ni’mat oleh Allah maka pada ayat berikutnya (QS 108:2) kita diperintahkan untuk Shalat karena Allah, bukan karena siapa-siapa. Setelah itu kita diperintahkan untuk berqurban, dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.

  • Gunanya berqurban adalah :
Jika apa yang telah diperintahkan oleh Allah kita patuhi, maka pada ayat berikutnya (QS 108:3) orang-orang yang membenci dan memusuhi kita akan terputus dari Rahmat Allah. Ini adalah janji Allah!!!
Perlu kita bertanya mengapa musuh-musuh orang Islam, tidak kita pungkiri bahwa kenyataannya mereka belum terputus dari Rahmat Allah? padahal setiap tahun banyak orang muslim telah berqurban, mana akan janji Allah tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita sederhanakan pertanyaannya yaitu yang manakah yang disebut musuh manusia? apakah Amerika, Nato, Israel? bukankah dinegara mereka pun tidak sedikit orang muslim? Jadi yang dimaksud dengan musuh manusia adalah :
يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS 2:168)
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS 35:5)
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS 35:6)
Jelas!! yang dimaksud musuh manusia adalah syaitan. Bagaimana bisa Allah memberikan Rahmat kepada kita apabila kita masih mengikuti langkah-langkah syaitan?

  • Tujuan Berqurban
Tujuan kita berqurban adalah dalam rangka mencari Ridha Allah (senangnya Allah), seperti pada :
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS 98:7)
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga `Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (QS 98:8)
Qurban tidak hanya dilaksanakan oleh umat Nabi Muhammad SAW, akan tetapi sebelum Nabi Muhammad pun  semenjak zaman Nabi Adam AS, sudah dilaksanakan qurban seperti :
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (QS 5:27)
Syarat daripada orang yang berqurban adalah atas dasar ketakwaan. Sungguh sangat singkron sekali dengan syarat pergi haji bahwa sebaik-baik bekal adalah takwa.
Pernah kita bahas masalah “wacana” bahwa ada yang beranggapan :
Hasil kurban seperti kepala dan kulit, tidak boleh dijual oleh panitia walaupun hasil dari penjualan itu digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat, dan ini dilakukan sudah seizin dari si Pemberi Kurban. Alasan ini karena “Keutamaan ibadah berkurban akan menjadi sia-sia bagi si Pemberi Kurban”.
Padahal kalau kita melihat dari QS 5:27 diatas bahwa atas dasar ketakwaanlah Allah akan menerima qurbannya, dan tidak menjadi sia-sia ibadah bagi pemberi qurban apabila hasil kurban sepert kulit, kepala dijual untuk kepentingan bersama yang bermanfaat.
Hal ini diperjelas kembali dalam :
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS 22:37)
Lalu pada zaman Nabi Ibrahim AS dilaksanakan lagi perintah Qurban (QS 37:100-111) :
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS 37:100)
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (QS 37:101)
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS 37:102)
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). (QS 37:103)
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ
Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, (QS 37:104)
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS 37:105)
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (QS 37:106)
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS 37:107)
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (QS 37:108)
سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
(yaitu)”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”. (QS 37:109)
كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS 37:110)
إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ
Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. (QS 37:111)
Dari surat tersebut yang mengisahkan Nabi Ibrahim AS akan menyembelih anaknya Nabi Ismail AS, ada pesan yang tersirat bahwa apabila kita mencintai sesuatu jangan melebihi cinta kita kepada Allah. Cinta kita kepada Istri/Suami, anak, orang tua, harta dll haruslah cintanya karena Allah.

  • HAKEKAT/HIKMAH DARI BERQURBAN
Mengapa Allah memerintahkan berqurban dengan binatang ternak? apa yang dapat kita kaji lebih mendalam makna dari penyembelihan binatang ternak?
Hakekat dari penyembelihan hewan ternak/berqurban adalah agar sifat-sifat yang terdapat pada binatang ternak harus kita sembelih dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Mengapa demikian?
Karena manusia itu memiliki jasmani yang terbentuk dari tanah dimana terdapat unsur hewani dan nabati. Jadi kecenderungan manusia memiliki sifat hewan sangat kuat maka inilah yang harus kita sembelih.
Dalam Al-Qur’an, banyak sekali Allah mengumpamakan manusia seperti binatang ternak yaitu :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS 7:179)

Sifat binatang ternak seperti :
  • Suka ikut-ikutan
jika kita mempunyai sifat ikut-ikutan, bukankah artinya sama kita dengan binatang ternak? sehingga kita mudah diprovokasi, gampang dihasut dll.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS 17:36)
  • Tidak berhukum menurut aturan Allah
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS 62:5)
Bila dipahami dari QS 62:5 bahwa kita yang sudah diberikan petunjuk oleh Allah berupa Al-Qur’an, kita tidak mengerti apa isi dari Al-Qur’an tersebut sehingga kita tidak mengetahui aturan-aturan Allah. Padahal kita mengaku (beriman) kepada kitab. Sungguh amat sangat disayangkan jika kita tidak mau belajar dari Al-Qur’an karena tidak ubahnya kita seperti keledai.
Kita diciptakan oleh Allah, tinggal di bumi Allah, maka harus mengikuti aturan-aturan dari Allah. Jika kita tidak mau mengikuti aturan-aturanNya maka pada QS 5:44 (akhir ayat) disebutkan bahwa kita adalah orang-orang yang kafir. Dan pada QS 5:45 (akhir ayat) disebutkan bahwa kita adalah orang-orang yang lalim, lalu pada QS 5:47 (akhir ayat) disebutkan bahwa kita adalah orang-orang yang fasik. Naudzubillah..
إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالأحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ فَلا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلا وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS 5:44)

وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالأنْفَ بِالأنْفِ وَالأذُنَ بِالأذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barang siapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang lalim. (QS 5:45)

وَلْيَحْكُمْ أَهْلُ الإنْجِيلِ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.

·          Dijadikan Tunggangan (dijadikan alat/diperalat)
 وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لا تَعْلَمُونَ
dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (QS 16:8)

Jika kita mudah diperalat, bukankan kita sama dengan kuda, bagal dan keledai? dan dijadikan hiasan bermakna kita sudah merasa bangga akan penduduk kita yang mayoritas Islam tetapi tidak memperhatikan kwalitas ke Islaman itu sendiri.

·         Suka berkelompok, bergolong-golongan
·         Cara makan : Halal, Haram, Hantam

 إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الأنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka. (QS 47:12)

Demikian Kaji Diri ini, mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmah dari berqurban (bukan hanya secara lahir) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.

Wassalaamu'alaikum..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar