Senin, 02 April 2012

AL-FATIHAH ayat 1


Kajian QS 1:1





بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 
Kita memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah ini sering juga disebut Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang). Kenapa disebut Induk kitab/induk Al-Qur'an?
Karena jika kita kaji satu persatu ayat Al-Fatihah tersebut sudah merangkum keseluruhan isi Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah petunjuk manusia yang isinya saling menjelaskan dari petunjuk itu sebagai pembeda antara yg hak dan yg bathil.

Al-Fatihah adalah bacaan yang diulang-ulang dan ini diimplementasikan ketika shalat, hal ini supaya kita senantiasa bukan hanya sekedar diucapkan di lisan saja tetapi haruslah ditanamkan dalam hati kemudian di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai yg dicontohkan Rasulullah, karena ciri orang beriman itu adalah kata, hati, perbuatan, harus sesuai yg dicontohkan Rasulullah.


SEKILAS TENTANG  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Setiap kali kita membuka Al-Qur’an pada halaman pertama dan surat-surat berikutnya, diawali dengan bacaan بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  padahal wahyu yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad adalah Surat Al-‘Alaq (96:1-5)
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, 
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
 الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Surat Al-‘Alaq ini diperjelas kembali dengan Surat An-Najm (53:1-11) yang menggambarkan peristiwa ketika wahyu pertama diterima oleh Rasulullah
وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى
Demi bintang ketika terbenam.
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى   
kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. 
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى 
dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quraan) menurut kemauan hawa nafsunya. 
إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى
yang diajarkan kepadanya oleh (jibril) yang sangat kuat.
ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى
yang mempunyai akal yang cerdas; dan (jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. 
وَهُوَ بِالأفُقِ الأعْلَى
sedang dia berada di ufuk yang tinggi. 
ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى
Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. 
فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى
maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى
Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. 
مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى
Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.

Dari peristiwa ini, pada umumnya menterjemahkan bahwa "bacalah" disini adalah membaca situasi yang kala itu umat Muhammad jauh sekali dari ajaran Islam yang disebut jahiliyah dan sebagainya. Salah satu contohnya seperti :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya” (QS Al-’Alaq [96]: 1-5).
Mengapa iqra, merupakan perintah pertama yang ditujukan kepada Nabi, padahal beliau seorang ummi (yang tidak pandai membaca dan menulis)? Mengapa demikian? Iqra’ terambil dari akar kata yang berarti “menghimpun,”sehingga tidak selalu harus diartikan “membaca teks tertulis dengan aksara tertentu.” Dari “menghimpun” lahir aneka ragam makna, seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti mengetahui ciri sesuatu dan membaca, baik teks tertulis maupun tidak. Iqra’ (Bacalah)! Tetapi apa yang harus dibaca? “Ma aqra’?” tanya Nabi -dalam suatu riwayat- setelah beliau kepayahan dirangkul dan diperintah membaca oleh malaikat Jibril a.s. Pertanyaan itu tidak dijawab, karena Allah menghendaki agar beliau dan umatnya membaca apa saja, selama bacaan tersebut Bismi Rabbik; dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra’ berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam, bacalah tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri, yang tertulis dan tidak tertulis.


Dari penafsiran-penafsiran yang selama ini berkembang soal Rasulullah buta huruf sehingga ketika Rasul menjawab Jibril "apa yang harus saya baca?" menjadi suatu pemahaman  bahwa Rasul tidak bisa membaca, kiranya perlu kita kaji dan kita kritisi kembali. Dan sebagai bahan dalam mengkritisinya silahkan anda mencari tahu dan dalam blog inipun sudah tersedia yang diberi judul NABI MUHAMMAD BUTA HURUF? 


Jika saja kita mau meneliti dan memahami dari surat Iqra tersebut dan kita perhatikan seksama bahwa sesungguhnya Rasulullah membacakan dan pertama kali yang diucapkan adalah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Kenapa demikian ?
Dalam Al-Qur'an pun sudah ada gambaran sebagai jawaban tersebut bahwa Rasulullah tidak pernah membaca sebelumnya tentang kitab-kitab terdahulu, dan inipun bukan berarti Rasulullah tidak dapat membaca, seperti diterangkan pada Surat 
Al-‘Ankabuut (29:48)
وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ إِذًا لارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ
Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Qur`an) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu). (QS 29:48)

Dalam ayat lainnya di Al-Qur'an, kata ini (bismillah) ternyata sudah ada di kitab-kitab sebelumnya seperti kisah Nabi Sulaiman yang mengirim surat kepada Ratu Balqis dan Kisah Nabi Nuh :

إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS 27:30)

وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.” Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 11:41)

Demikianlah sekilas tentang kata Bismillaahirrahmaanirrahiim yang kemudian inilah yang menjadi alasan bahwa kata tersebut begitu tinggi sekali nilainya seperti yang sudah dikemukakan diatas.

Atas dasar hal tersebut pula maka para Ahli Kitab ketika itu tidak mengakui akan ke-Nabian dan ke-Rasulan Muhammad, padahal pada kitab sebelumnya pun sudah tertulis bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir (penutup nabi-nabi) setelah Nabi Isa (sebagai bukti kepada orang-orang yg ragu dan tidak meyakini Nabi Muhammad), seperti dalam Surat :
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu [1224], tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.  (QS 33:40)

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan (ingatlah) ketika `Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (QS 61:6)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (QS 61:2)
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS 61:3)

Lebih lanjut soal bahasan Al-Fatihah ayat 1, maka yang lebih ditekankan adalah kepada prakteknya setelah kita mengucapkan dan kita tanamkan dalam hati.

PRAKTEK BISMILLAH
1. RENDAH HATI, TIDAK SOMBONG
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (QS 25:63)

وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.  (QS 31:18)
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الأصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS 31:19)

الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الإثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (QS 53:32)

وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الأرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولا
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (QS 17:37)
كُلُّ ذَلِكَ كَانَ سَيِّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا
Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu. (QS 17:38)

2. MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN (41:34-36)
Al-Fushshilat:034  (41-34)
وَلا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. 
Al-Fushshilat:035  (41:35)
وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.
Al-Fushshilat:036  (41:36)
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Doa untuk memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan :
Al-Mu`minuun:097  (23:97)
Dan katakanlah: “Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. 
Al-Mu`minuun:098  (23:98)
Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.”

3. MEMBELANJAKAN HARTA TIDAK BERLEBIHAN (BOROS)
Al-Furqaan:067  (25:67)
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

4. Memberikan salam kepada orang yang beriman dan menjawab salam
Al-An`aam:054  (6:54)
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun alaikum . Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang , (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan , kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

An-Nisaa`:086  (4:86)
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) . Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.

Namun apabila orang non muslim menyampaikan salam, cukup jawab dengan “wa’alaikum”



5. JANGAN MENYEKUTUKAN ALLAH

Al-Furqaan:068  (25:68)
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), 

Al-An`aam:021  (6:21)
Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.

Ali-`Imraan:112  (3:112)
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia , dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu  karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu  disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

 Tidak menyekutukan Allah berarti harus murni (ikhlas), tidak dicampuradukkan dengan aturan2 lainnya (aturan Islam).

An-Nisaa`:036  (4:36)
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh , dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

 Az-Zumar:011  
Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. 

Az-Zumar:012  
Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri".

Ar-Ruum:030  (30:30)
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ,

 Ar-Ruum:031  (30:31)
dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, 

Ar-Ruum:032  (30:32)
yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka  dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.


6. BERBUAT BAIK KEPADA IBU BAPAK

Al-Israa`:023  (17:23)
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia .

 Al-Israa`:024  (17:24)
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". 



7. PELIHARA DIRI DAN KELUARGA

At-Tahrim:006   (66:6)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Al-An`aam:079  (6:79)
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

Al-An`aam:162  (6:162)
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 

Al-An`aam:163  (6:163)
Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". 

Adz-Dzaariyaat:056  (51:56)
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. 



8. JANGAN MENDEKATI ZINA

Al-Israa`:032  (17:32)
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.



9. PERBUATAN KEJI ADALAH LANGKAH SYAITAN

An-Nuur:021  (24:21)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Al-Furqaan:068  (25:68)
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), 

Al-Furqaan:069  (25:69)
(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, 

Al-Furqaan:070  (25:70)
kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

Al-Furqaan:071  (25:71)
Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. 

Al-Furqaan:072  (25:72)
Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. 

Al-Furqaan:073  (25:73)
Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. 

Al-Baqarah:285  (2:285)
Rasul telah beriman kepada Al Qur`an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami ta`at." (Mereka berdo`a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."

Al-Baqarah:006  (2:6)
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

An-Nisaa`:135  (4:135)
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.


JANGAN BERBURUK SANGKA, GOSIP, MENCARI KESALAHAN ORANG LAIN

Al-Hujuraat:012  (49:12)
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. 

  • SIFAT YAHUDI

An-Nisaa`:046  (4:46)
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya . Mereka berkata : "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula) : "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa . Dan (mereka mengatakan) : "Raa`ina" [305], dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan : "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.
  
  • UJIAN ALLAH TENTANG KEBAIKAN DAN KEBURUKAN

Al-Anbiyaa`:035  (21:35)
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. 


Demikian bahasan kali ini, yang benar dari Allah yang salah dari diri saya pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar