Senin, 02 April 2012

AL-FATIHAH ayat 6


Kajian QS 1:6





اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
Manakah yang dimaksud jalan yg lurus? Sering kita dengar bahwa pemahaman ini adalah diibaratkan rambut dibelah tujuh. Pemahaman ini tidaklah sepenuhnya salah akan tetapi Allah telah memberikan jawaban dari pertanyaan ini :
Al-Israa`: (17:009)
Sesungguhnya Al Qur`an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu`min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, 
Jadi Al-Qur’an lah yang memberikan kita petunjuk kepada jalan yang lebih lurus, bukan jalan lainnya diluar Al-Qur’an. Oleh sebab itu maka jika kita lihat di  6:153


Al-An`aam:153
dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) [521], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. 
Cukup jelas bahwa petunjuk jalan yang lurus adalah Al-Qur’an, kita harus mengikuti aturan-aturan Al-Qur’an bukan aturan-aturan yang lain karena ini akan mencerai beraikan dari jalanNya.
Untuk mendukung ayat diatas, kita lihat di surat-surat berikut :
Al-An`aam: (6:106)
Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. 
Maksud dari yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu adalah Al-Qur’an
Al-An`aam: (6:116)
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) [500].
Dari ayat ini kita tidak boleh mengikuti/menuruti kebanyakan orang yang tidak berpedoman kepada Al-Qur’an. Contohnya pada setiap menyambut Bulan Ramadhan, banyak orang berziarah/nyekar ke kuburan. Perintah ini tidak ada di dalam Al-Qur’an.  Berziarah diperintahkan kapan saja dan tidak mengkhususkan harus menyambut Bulan Ramadhan.
Contoh lainnya adalah bahwa apabila kita tidak tahu dan mengerti akan sesuatu hal, dan karena ada tokoh baik alim ulama, atasan kita, dll yang membenarkan akan sesuatu hal tersebut, kita dengan mudah mengikutinya, bahkan sering kita dengar ucapan “dia yang akan bertanggung jawab”. Padahal hal seperti ini tidak ada dalam aturan Islam, karena dihadapan Allah, semua manusia bertanggung jawab masing-masing atas dirinya sendiri. Bila kita lihat di Ayat Al-Qur’an :
Al-Baqarah: (2:166)
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. 
Al-Baqarah: (2:167)
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.
Untuk itulah kita diharuskan mengetahui sesuatu hal yang kita tidak tahu dengan ilmu, apakah sesuai dengan yang diperintahkan oleh Al-Qur’an.
Dalam ayat yang lain, kata Allah :
Al-Israa`: (17:036)
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Jika kita sudah mengetahui Al-Qur’an adalah petunjuk jalan yang lurus, maka sudah sepatutnyalah kita mengkaji Al-Qur’an. Memahami isinya agar kita mengetahui maksud/arti dari bacaannya.
Al-Baqarah: (2:121)
Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya [84], mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
Maksud membacanya dengan bacaan yang sebenarnya adalah Al-Qur’an dibaca dengan Tartil dan artinya agar kita mengerti.
Setelah kita membaca dengan bacaan yang sebenarnya maka peganglah teguh-teguh apa yang kita baca dan ingatlah selalu apa yang tertulis didalamnya, seperti ayat berikut :
Al-Baqarah: (2:063)
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertakwa”. 
Dipertegas kembali pada ayat-ayat berikut :
Al-Baqarah:001
Alif laam miin. [10] 
Al-Baqarah:002
Kitab [11] (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, [12] 
Al-Baqarah:003
(yaitu) mereka yang beriman [13] kepada yang ghaib, [14] yang mendirikan shalat, [15] dan menafkahkan sebahagian rezki [16] yang Kami anugerahkan kepada mereka. 
Al-Baqarah:004
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur`an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, [17] serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. [18] 
Al-Baqarah:005
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. [19]
Sungguh ironis dan tidak dipungkiri bahwa sudah menjadi kenyataan pada saat ini, Al-Qur’an hanya dijadikan hiasan belaka, Al-Qur’an dinyanyi-nyanyikan, Al-Qur’an dijadikan simbol dan pedoman bagi umat islam tetapi tidak dibaca dengan sebenarnya. Al-Qur’an tidak dijadikan tuntunan tetapi dijadikan tontonan.
Al-Furqaan: (25:030)
Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur`an itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.
Apa itu Al-Qur’an ?
Al-Qur’an adalah bacaan yang mengandung Kalam Allah.
Mengapa diturunkan Al-Qur’an ? kita lihat di 2:185
Al-Baqarah:185
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. 
Dipertegas kembali pada ayat :
Al-Jaatsiyah: (45:020)
Al Qur`an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini
Gunanya diturunkan Al-Qur’an
Gunanya adalah sebagai peringatan. Jadi Al-Qur’an haruslah senantiasa kita ingat dengan sepenuh kekuatan. Kita diberikan kekuatan oleh Allah Seperti pada ayat :
 An-Nahl: (16:078)
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. 
Kita diberikan pendengaran melalui kuping, penglihatan melalui mata, hati agar kita bisa memahami. Inilah kekuatan yang diberikan Allah kepada kita agar kita bersyukur dan jika membaca Al-Qur’an, gunakan kekuatan tersebut. Jangan sampai kita seperti :
Al-A`raaf: (7:179)
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Gunanya Al-Qur’an sebagai peringatan dpt dilihat di Dalam Surat Yassiin (36:1-6)
Yaa siin [1264] 
Demi Al Quraan yang penuh hikmah, 
Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, 
(yang berada) diatas jalan yang lurus, 
(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, 
Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberiperingatan, karena itu mereka lalai.
Ayat 20:1-3
Thaahaa [912]. 
Kami tidak menurunkan Al Qur`an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; 
tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), 
pada ayat 2 diatas disebutkan Kami tidak menurunkan Al Qur`an ini kepadamu agar kamu menjadi susah , kita lihat di Surat 7:1-3 :
Al-A`raaf:001
Alif laam mim shaad [527].
Al-A`raaf:002
Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 
Al-A`raaf:003
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya [528]. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). 
Lapangkanlah dada kita saat membacanya supaya : 17:82
Al-Israa`:082
Dan Kami turunkan dari Al Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
Al-Qur’an sebagai penawar artinya sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit seperti pada surat 10:57
Yunus:057
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Tujuan diturunkan Al-Qur’an : mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang, lihat di surat 14:1
Ibrahim:001
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Hasil dari ini semua, seperti ayat berikut :
Al-Maaidah:105
Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk [453]. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Demikian bahasan mengenai surat 1 ayat 6, mudah-mudahan dengan membaca dan mengerti isi dari Al-Qur’an dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, dan menjadikan kita manusia yang keluar dari kegelapan menuju caya yang terang,  dan orang-orang yang sesat tidak akan bisa memberi mudharat kepada kita, Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar