NILAI-NILAI LUHUR yang DIKANDUNGNYA
S
|
emua
uraian sebagaimana yang telah dilalui dan disajikan sebelumnya, ada baiknya
kita resapi kembali atau bila perlu kita baca kembali secara perlahan dan
dengan penuh penghayatan. Namun bila kiranya tidak merasa perlu, tidaklah
mengapa, sebab berkaitan dengan uraian berikut merupakan beberapa evaluasi dan
analisa yang dapat diambil nilai-nilai luhur yang dikandungnya, sebagai berikut
:
Dengan Puasa Ramadhan, maka :
·
Senantiasa
tetap mengevaluasi diri secara terus menerus berkesinambungan, sehingga apabila
tiba Bulan Ramadhan ke Bulan Ramadhan berikutnya diiringi dengan berucap MARHABAN
YA RAMADHAN dengan tulus ikhlas dari hati yang paling dalam.
·
Dalam
mengevaluasi diri, selain rasa keimanan yang dimilikinya, diperlukan juga suatu
ilmu agar ibadah yang kita laksanakan lebih bernilai dan bermakna. Begitu
pentingnya ilmu, maka dalam Al-Qur’an dan Hadits dijelaskan :
Hai
orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS 58:11)
Cukup banyak Hadits yang
menyinggung masalah ilmu :
Mencari
ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat” (HR.
Ibnu Abdil Bari)
“Tuntutlah
ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat” (HR. Bukhori)
Siapa
yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Alloh sampai dia
kembali (Shahih Tirmidzi)
Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Barangsiapa keluar
untuk menuntut ilmu, maka ia dianggap sebagai orang yang berjihad fisabilillah
sehingga ia kembali." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia
mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
Tuntutlah ilmu,
sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla,
dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat
dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan
di akhirat. (HR.
Ar-Rabii')
"Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Apabila anak Adam
-yakni manusia- meninggal dunia, maka putuslah amalannya -yakni tidak dapat
menambah pahalanya lagi-, melainkan dari tiga macam perkara, yaitu sedekah
jariah atau ilmu yang dapat diambil kemanfaatannya atau anak yang shalih yang
suka mendoakan untuknya." (Riwayat Muslim)
·
Menjadi
diri pribadi yang dapat mengendalikan pola hidup bukan sebaliknya pola hidup
yang mengendalikan dirinya. Mengendalikan pola hidup dari keinginan-keinginan
hawa nafsu baik yang datangnya dari luar diri (godaan, cobaan, dll) maupun dari
dalam diri sendiri. Dan bukan pula menjadikan pola hidup untuk puas-puasin
diri.
· Menjadi
diri yang terus berupaya untuk mencintai
Allah dalam rangka menyandang IMAN.
· Gelar
keimanan yang sudah disandangnya, terus menerus dirawat bahkan ditambah
keimanannya guna mencapai predikat TAQWA.
·
Senantiasa
berkomitmen untuk menjadikan KATA, HATI, PERBUATAN menjadi satu barisan, dalam
beribadah kepada Allah dan kepada sesama manusia (Hablumminallah wa
hablumminannaas).
Itulah beberapa hasil
evaluasi secara garis besarnya sebagaimana yang telah diuraikan pada kajian
Puasa Ramadhan. Itupun sebetulnya jika diperhatikan dengan seksama, dari
penjelasan-penjelasan yang menjadi sub judul, sudah diwakilkan akan nilai-nilai
luhur yang dikandung dalam Ibadah Bulan Ramadhan.
Jika kesemuanya itu dapat
direalisasikan maka cukup jelaslah arah Sabda Rasulullah berikut ini :
Hadis
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah
saw. bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga,
ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu. (Shahih Muslim No.1793)
Diri kita sendirilah yang dapat
menghantarkan dibukanya pintu-pintu syurga, diri kita sendirilah yang secara
terus menerus untuk menutup rapat-rapat pintu neraka, dan diri kita sendirilah
yang membelenggu, mengikat setan-setan dengan ikatan yang sekencang-kencangnya
jangan sampai terlepas.
Makna dari kata Syurga adalah
kebahagiaan, makna dari kata Neraka adalah keresahan, kebimbangan, was-was,
kegelisahan, ketakutan, dll. Sedangkan makna dari kata Syetan adalah kejahatan.
Dapat kita tarik benang merah
dari makna Hadits itu bahwa dengan menjalankan puasa atas keimanan yang teguh
disertai dengan ilmu sehingga mendapat gelar taqwa (semua yang menjadi syarat-syarat
dan ketentuan dalam bahasan ini telah dilaksanakan), tentu kebahagiaan hidup
akan diraih, tidak ada perasaan-perasaan negatif yang menghantui dirinya karena
segala bentuk kejahatan sudah dibelenggu, terpelihara.
Selain nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam Bulan Ramadhan yang telah disebutkan di atas, berikut adalah
kandungan yang lainnya yang mungkin sudah sering kita dengar :
·
Bulan
Ramadhan adalah bulan permulaan diturunkannya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an).
·
Adanya
malam Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir yang ganjil, sehingga sebahagian
dari kita banyak yang berlomba-lomba untuk meraihnya.
·
Dengan
melaksanakan ‘Itikaf pada 10 malam terakhir tersebut.
·
Perintah
membayar Zakat Fitrah sebelum Shalat Idul Fitri.
Dari beberapa point tersebut,
sebenarnya kami ingin menguraikan makna-makna yang dikandungnya. Namun dengan
segala pertimbangan dan keterbatasan, kiranya kami cukupkan dulu sampai disitu
dan Insya Allah akan kami uraikan pada kesempatan yang lain.
Selanjutnya, kandungan
lainnya dari Bulan Ramadhan adalah :
·
Sebagai
Bulan Latihan / Bulan Pembakaran
Artinya jadikan Bulan
Ramadhan ini untuk melatih diri, membakar diri agar kita dapat menjadi insan
yang mulia. Sebenarnya yang paling penting adalah bahwa dibulan-bulan
berikutnyalah sebagai ujian yang sebenarnya. Mampukah kita untuk
mengaplikasikan apa yang telah kita jalani selama bulan Ramadhan. Disaat perut
kita lapar, disaat mulut kita haus, kita bisa mengendalikan dari hawa nafsu,
dan kita dapat merasakan bagaimana orang-orang yang lemah, yang menderita
kelaparan dan kehausan. Seharusnya disaat perut kita tidak lapar, di saat mulut
kita tidak haus, justru kita bisa lebih mengendalikan diri dari hawa nafsu dan
lebih peka terhadap manusia yang lemah, yang serba kekurangan agar kita bantu
meringankan beban penderitaannya sehingga kita menjadi manusia yang berjiwa
sosial.
Pada umumnya manusia akan
merasa jijik ketika melihat ulat. Namun setelah ulat itu berdiam diri,
berproses menjadi kepompong (berpuasa) lalu menghasilkan kupu-kupu yang indah
nan cantik warnanya, dapat dipastikan hampir semua orang menyukainya. Inilah
sebagai perumpaman nyata yang Allah berikan di alam raya ini. Jika kita benar-benar
menjalani Puasa Ramadhan maka tak ubahnya seperti kupu-kupu. Itulah maksud dari
Firman Allah berikut :
Kami
akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al
Quraan itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi
saksi atas segala sesuatu? (QS 41:53)
·
Setelah
menjalankan Puasa satu bulan penuh tibalah kita merayakan Idul Fitri.
Ada beberapa pemahaman yang memaknai Idul Fitri. Secara
umum yang sering kita dengar adalah bahwa Idul Fitri itu bermakna Kembali kepada
Fitrah (Suci). Sebagian yang lain menganggap bahwa makna ini bukan demikian.
Disini kami tidak mencampuri masalah perbedaannya,
tetapi kami akan mencoba membuka tabir dari pemahaman yang sudah umum tersebut,
yaitu Kembali Fitrah (Suci).
Setelah kita melaksanakan Bulan Ramadhan dengan
benar, telah melalui proses pembakaran untuk menghapus dari dosa-dosa yang
telah lalu, karena dalam menjalankannya telah sesuai dengan perintah-Nya, dalam
melaksanakannya sesuai aturan-aturan-Nya, maka manusia akan kembali kepada
Fitrahnya seperti semula layaknya “bayi yang baru lahir”, suci tiada
dosa.
Makna dibalik perumpaman ini (seperti bayi yang
baru lahir), memiliki suatu rangkaian proses yang serupa dengan Bulan Suci
Ramadhan. Bila kita amati dan Survey membuktikan bahwa rata-rata usia bayi
selama dalam masa kandungan adalah 9 bulan. Bulan Ramadhan dalam hitungan
kalender Tahun Hijriah adalah jatuh pada bulan ke-9. Setelah lamanya dalam masa
kandungan tersebut, lahirlah seorang bayi yang suci, tiada dosa dan hampir
setiap orang dengan suka cita menyambut kelahirannya. Begitupun dengan Bulan
Ramadhan, setelah selesai melewatinya layaknya seperti Bayi yang baru lahir, suci,
Idul Fitri (Kembali Suci), Subhanallah.. ini bukanlah suatu yang kebetulan. Ini
adalah suatu Majelis Akbar yang Allah perlihatkan kepada kita untuk dapat
berfikir.
Kami
akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quraan itu
adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu? (QS 41:53)
· Bulan Ramadhan sebagai sarana dan sebagai bekal mempersiapkan diri untuk menuju
ke Baitullah (Ibadah Haji).
(Musim) haji adalah beberapa bulan
yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan
mengerjakan haji, maka tidak boleh
rafats, berbuat fasik dan berbantah bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa dan
bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS 2:197)
Ayat
diatas menggambarkan Ibadah Haji. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa
bulan Ramadhan adalah bulan latihan dimana kita harus mengendalikan hawa nafsu,
mengendalikan dari perkataan-perkataan kotor, dll, sehingga akan tercapai Taqwa
dan itulah tujuannya. Kemudian Insya Allah jika kita mendapat kesempatan untuk
beribadah haji, kita sudah memiliki bekal Taqwa yang dengannya setelah pulang
dari Haji kita dapat menyandang Haji yang Mabrur (bukan haji yang kabur).
Dengan
predikat Taqwa yang kita raih pada bulan Ramadhan dan sebagai bekal untuk
beribadah haji, Insya Allah sepulangnya kita menyandang Haji Mabrur, kemudian
dalam bermuamallah, dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita jadikan pula taqwa
ini sebagai pakaian :
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS 7:26)
Coba
bayangkan seandainya masyarakat Indonesia yang beragama Islam melaksanakan
dengan sungguh-sungguh Puasa Ramadhan kemudian setelah melewati Bulan Ramadhan,
pada bulan-bulan berikutnya sampai dengan bertemunya kembali dengan Bulan
Ramadhan, semuanya berkomitmen menjalankan perintah Allah, tentu bangsa ini
menjadi bangsa yang sejahtera, mulia, rukun dan damai. Insya Allah...
Paling tidak, marilah kita
mulai dari diri masing-masing (qu anfusakum), kemudian keluarga (wa ahlikum),
kemudian lingkungan, dan seterusnya (dianalogikan seperti lingkaran pada obat nyamuk) untuk menjadikan Bulan Ramadhan ini sebagai
momentum menuju bulan-bulan berikutnya, menuju tegaknya Diennullah sampai
kehidupan dunia ini berakhir menuju kehidupan akhirat yang lebih kekal.
~~~~~ *** ~~~~~
D
|
emikian bahasan mengenai PUASA RAMADHAN SERTA
NILAI-NILAI LUHUR YANG DIKANDUNGNYA, mudah-mudahan dengan kajian ini dapat
memberikan manfaat untuk kita khususnya, keluarga, lingkungan dan masyarakat
luas (masyarakat muslim) pada umumnya, Aamiin..
Kami
menyadari bahwa baik dalam pemaparan, tulisan maupun tata bahasanya masih
banyak terjadi kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.
Dengan segala kerendahan
hati, apabila ada kaidah-kaidah yang tidak berkenan dan apabila ada pihak-pihak yang memang tidak menerima dengan uraian
ini, mohon kiranya dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Tidak ada paksaan dari kami untuk langsung
menerima bahasan ini.
Jika ada nilai-nilai
kebenaran dalam uraian ini, hal tersebut datangnya dari Allah dan jika ada
kesalahan-kesalahan dalam uraian ini, tentu datangnya semata-mata dari diri
pribadi.
Insya
Allah, jika Allah masih memberikan kesempatan, kami akan coba menguraikan
bahasan-bahasan lainnya.
Salam dari kami...
Jakarta, Juli 2012/Ramadhan 1433 H
a.n.
Majelis Riungan’s Karismatiq
- HA -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar